Keseriusan Indosat mengerek bendera Android bisa dilihat dari rencana mereka untuk membuat ”Android Application Store” yang baru, melengkapi ”babon” toko virtual dari biangnya Android, yaitu Google Market. Jujur, ini berita mengejutkan bagi pengguna Android Indonesia, bahkan dunia.
Mengapa? Application store di dunia ini masih sedikit pemainnya dan identik dengan entitas bisnis yang harus kuat di bidang penyediaan software, dalam hal ini software aplikasi pendukung ponsel Android.
Application store adalah ”toko virtual” yang akan menyediakan ribuan aplikasi, baik yang gratis maupun berbayar. Sudah pasti, untuk tipologi pengguna Indonesia, mayoritas adalah penguber aplikasi gratisan saja.
Apakah Indosat mampu bersaing dengan application store dunia lainnya? Inilah tantangan terbesar mengingat orang Indonesia sulit untuk membeli software berbayar. Di Android Market sendiri kita sudah menemukan banyak aplikasi gratis yang keren dan fungsional sehingga tampaknya tak perlu lagi untuk membeli sebuah aplikasi jika memang tak terpaksa.
Namun, mengikuti pasar internasional, jika harga aplikasi sangat murah, misalnya Rp 1.000, kemungkinan pasar lokal di Indonesia itu bisa diciptakan dengan hadirnya konten-konten khas Indonesia. Di Indonesia, konten apa pun laku. Wallpaper dan ringtone saja laku. Tampaknya inilah peluang yang akan diambil Indosat.
”Indosat memiliki komitmen yang kuat untuk mengembangkan layanan berbasis Android di Indonesia. Tidak hanya itu, ke depan kami juga mempersiapkan program-program untuk mengembangkan layanan berbasis Android sehingga benar-benar dapat memberikan manfaat lebih bagi pelanggan,” kata Guntur S Siboro, Chief Marketing Officer Indosat.
Masih menurut Guntur, tujuan membangun toko aplikasi ini adalah untuk merangkul komunitas para pembuat aplikasi Android di Indonesia. Sebelumnya, Indosat memang sudah pernah memfasilitasi para developer Android untuk kompetisi software.
Dengan cara ini, kata Guntur, kita tak hanya dijadikan sebagai pasar produk ponsel semata, tetapi juga bisa andil dengan memasarkan program aplikasi.
Andry, seorang developer Android yang datang di acara peluncuran Indosat Android, mengatakan para developer memang terbuka lebar untuk meniti karier sebagai pengembang aplikasi berbasis Android. Andry sendiri pernah memenangi sebuah kompetisi Android yang digelar Indosat.
”Saya memilih Android untuk mengembangkan aplikasi karena, menurut saya, semua dokumen soal Android lengkap tersedia dan semua gratis. Beda dengan sistem operasi Symbian, di situ masih banyak yang belum lengkap dokumentasinya, lebih rumit,” kata Andry.
Mengapa? Application store di dunia ini masih sedikit pemainnya dan identik dengan entitas bisnis yang harus kuat di bidang penyediaan software, dalam hal ini software aplikasi pendukung ponsel Android.
Application store adalah ”toko virtual” yang akan menyediakan ribuan aplikasi, baik yang gratis maupun berbayar. Sudah pasti, untuk tipologi pengguna Indonesia, mayoritas adalah penguber aplikasi gratisan saja.
Apakah Indosat mampu bersaing dengan application store dunia lainnya? Inilah tantangan terbesar mengingat orang Indonesia sulit untuk membeli software berbayar. Di Android Market sendiri kita sudah menemukan banyak aplikasi gratis yang keren dan fungsional sehingga tampaknya tak perlu lagi untuk membeli sebuah aplikasi jika memang tak terpaksa.
Namun, mengikuti pasar internasional, jika harga aplikasi sangat murah, misalnya Rp 1.000, kemungkinan pasar lokal di Indonesia itu bisa diciptakan dengan hadirnya konten-konten khas Indonesia. Di Indonesia, konten apa pun laku. Wallpaper dan ringtone saja laku. Tampaknya inilah peluang yang akan diambil Indosat.
”Indosat memiliki komitmen yang kuat untuk mengembangkan layanan berbasis Android di Indonesia. Tidak hanya itu, ke depan kami juga mempersiapkan program-program untuk mengembangkan layanan berbasis Android sehingga benar-benar dapat memberikan manfaat lebih bagi pelanggan,” kata Guntur S Siboro, Chief Marketing Officer Indosat.
Masih menurut Guntur, tujuan membangun toko aplikasi ini adalah untuk merangkul komunitas para pembuat aplikasi Android di Indonesia. Sebelumnya, Indosat memang sudah pernah memfasilitasi para developer Android untuk kompetisi software.
Dengan cara ini, kata Guntur, kita tak hanya dijadikan sebagai pasar produk ponsel semata, tetapi juga bisa andil dengan memasarkan program aplikasi.
Andry, seorang developer Android yang datang di acara peluncuran Indosat Android, mengatakan para developer memang terbuka lebar untuk meniti karier sebagai pengembang aplikasi berbasis Android. Andry sendiri pernah memenangi sebuah kompetisi Android yang digelar Indosat.
”Saya memilih Android untuk mengembangkan aplikasi karena, menurut saya, semua dokumen soal Android lengkap tersedia dan semua gratis. Beda dengan sistem operasi Symbian, di situ masih banyak yang belum lengkap dokumentasinya, lebih rumit,” kata Andry.
0 komentar:
Posting Komentar